Kamis, 07 Juli 2011

Impian Poni

Dibawah pohon rindang, seekor kuda putih kecil menatap langit. Sesekali ia memandang buku dongeng dihadapannya. Buku dongeng itu bergambar Pegasus, seekor kuda bersayap yang bisa terbang. Ya, impian Poni adalah terbang bebas diangkasa. ‘Kuda tidak akan pernah bisa terbang!’ Itulah yang selalu dikatakan teman-temannya. Tapi Poni yang sangat keras kepala tidak peduli.

Poni sibuk memikirkan cara untuk terbang. Bagaimana ya?
‘Aha, kalau punya sayap, aku pasti bisa terbang!’ seru Poni.
Ia mengumpulkan ranting dan dedaunan yang jatuh. Tak lama kemudian dengan bangga Poni memakai sayap buatan dipunggungnya. Teman-teman menertawakan Poni.
“Hahahahahaha! Apa yang kamu kenakan Poni?”

“Ini sayapku. Dengan sayap ini aku pasti bisa terbang,” sahut Poni penuh percaya diri.
“Hahahahahaha! Percuma! Sudah kami bilang kuda tidak akan pernah bisa terbang.” Poni tidak peduli. Ia tidak sabar ingin mencoba sayap barunya.

Poni memejamkan matanya.
‘Terbang! Terbang! Terbang!’ teriaknya sambil terus mengepakkan sayap.
Poni membuka mata. Loh! Keempat kakinya masih menginjak tanah. Sayapnyapun tidak bergerak.
‘Hahahahahaha! Sudah kami bilang kan?’ ledek teman-temannya.

Poni tidak menyerah. Sekali lagi ia memejamkan mata. Poni mengambil ancang-ancang dan melompat setinggi mungkin.
Untuk sesaat Poni merasakan nikmatnya terbang bebas diudara. Poni berusaha mengepakkan sayapnya.
Tapi sayapnya tidak bergeming. ‘Splasssshhh!.’
Dalam sekejap keempat kakinya mendarat di tanah yang penuh lumpur. Tubuh putih Poni dilumuri lumpur coklat.
‘Hahahahahaha! Sudahlah Poni, menyerah saja.’
Teman-temannya tidak lelah mengejek dan menertawakan Poni.

Poni yang bersedih pergi menjauh dari teman-temannya.
‘Hhhh! Mungkin memang benar apa yang dikatakan teman-teman. Seekor kuda tidak mungkin bisa terbang.’
Tiba-tiba Poni melihat sarang berisi telur jatuh dari atas pohon. Tanpa berpikir panjang, Poni berlari sekencang mungkin.
Tepat sebelum sarang telur menyentuh tanah, Poni berhasil menangkapnya. Ibu Burung sangat berterimakasih kepada Poni karena telah menyelamatkan telur-telurnya. Ibu Burung ingin memberikan hadiah kepada Poni. Poni pun membisikkan keinginannya pada Ibu Burung.

Ibu Burung menyuruh Poni menutup kedua matanya. Dan ketika membuka mata, terkejutlah Poni. Ia sedang terbang dilangit. Ia berdiri diatas sebuah karpet yang diterbangkan oleh ratusan burung. Akhirnya impian Poni menjadi nyata. Sementara itu teman-teman Poni tercengang melihat seekor kuda terbang diudara.
‘Itu Poni! Poni terbang! Poni berhasil terbang!’ seru teman-temannya.
Poni tersenyum dan meringkik ke arah teman-temannya. Hari ini adalah hari terindah bagi Poni. Jadi siapa bilang impian kita tidak bisa jadi nyata?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar