Sabtu, 26 Februari 2011

Burung Hantu yang Bijaksana

Pada jaman dahulu kala di Negeri Putih yang aman tenteram, hiduplah Kaisar Putih yang terkenal sangat bijaksana dalam mengambil keputusan. Rakyat Negeri Putih sangat menyayanginya. Satu-satunya yang tidak menyukai keadaan damai itu adalah Perdana Menteri karena Kaisar tidak pernah mau berdiskusi dengannya dalam mengambil keputusan. Dia merasa diacuhkan dan iri pada kebijaksanaan dan kepopuleran kaisar. Dia juga ingin disayangi oleh rakyat Negeri Putih sehingga timbul niat untuk mencari dan mencuri rahasia kebijkasanaan Kaisar. Dia pun mengamat-amati dan mengikuti Kaisar kemanapun pergi.


Pada suatu malam bulan sabit, Perdana Menteri mengikuti Kaisar Putih ke sebuah hutan. Di tengah-tengah hutan itu ada sebuah pohon yang sangat besar. Kaisar menyiulkan nada tertentu dan terdengar dari atas pohon.
“Ada apa, anakku?” kata suara itu, terdengar berat dan dalam.
“Burung Hantu yang bijaksana, tolong berilah petunjuk bagi anakmu ini. Desa Ungu yang jauh letaknya dari sini dirampok oleh pengembara dari negeri asing yang jauh. Untuk mengusut kasus ini dan menolong mereka, kita harus mengeluarkan dana yang cukup besar karena letaknya yang jauh. Padahal desa itu hanya sedikit menyumbang Kas Negeri. Tidakkah itu akan merugikan kita? Apa yang harus kita lakukan, Burung Hantu yang Bijaksana?” tanya Kaisar Putih.
“Desa Ungu adalah bagian dari Negeri ini. Sudah tugas Negeri untuk melindungi siapapun di Negerinya. Kirimlah tentara-tentaramu ke Desa Ungu untuk membantu mereka. Lalu tanyakan juga maksud pengembara dari negeri asing itu, kenapa mereka berbuat kejahatan. Jika memungkinkan, jadikan mereka penduduk Negeri ini dan beri mereka pekerjaan supaya mereka tidak merampok lagi.” Demikian jawaban suara Burung Hantu yang Bijaksana.

Perdana Menteri mendengar itu semua dengan senang. Sekarang dia sudah tahu apa rahasia kebijaksanaan Kaisar. Timbul akal licik dari dalam diri Perdana Menteri. Dia tahu seorang Kaisar tidak akan bertahan lama jika tidak dipercaya oleh rakyatnya. Dan rakyatnya tentu akan berhenti percaya padanya kalau Kaisar mengeluarkan keputusan-keputusan yang salah dan tidak masuk akal.

Perdana Menteri memutuskan untuk menclik burung hantu tersebut dan menggantinya dengan burung hantu palsu yang akan menyesatkan Kaisar sementara dialah yang akan berkonsultasi dengan burung hantu itu untuk merebut kepercayaan rakyat.

Maka pada bulan sabit berikutnya ketika Kaisar Putih datang, burung hantu palsu menyambutnya.
“Burung Hantu yang Bijaksana, panen Desa Hijau gagal sehingga mereka tidak bisa membayar pajak bulan ini. Apa yang harus kulakukan?” tanya Kaisar Putih.
“Rakyat yang baik harus mau berkorban untuk kepentingan Rajanya. Mereka tetap harus membayar pajak. Jika mereka menolak, ancam mereka,” jawab burung hantu palsu tersebut.

Mendengar ini Kaisar Putih kenbingungan. Baginya jawaban burung hantu tidak terasa bijaksana seperti sebelumnya. Karena burung hantu selalu berkata bahwa seorang Kaisar harus mengorbankan diri untuk kepentingan rakyatnya.
“Tapi Burung Hantu yang Bijaksana, tidakkah itu akan membebani rakyat?” tanya Kaisar.
“Tidak. Mereka kan selama ini sudak sering kamu manjakan dengan pajak rendah dan harga barang yang tidak mahal. Mereka sudah sejahtera hidupnya dan pasti sudah punya banyak uang untuk membayar pajak. Malah menurutku pajak harus dinaikkan,” jawab burung hantu palsu.

Kaisar makin bingung mendengar ini. Tapi burung hantu tidak memberi banyak kesempatan untuk bertanya sehingga Kaisar harus pulang dengan hati bingung. Selama ini dia selalu mengikuti kata-kata burung hantu tanpa pernah mempertanyakannya. Dia selalu percaya pada burung hantu itu. Akhirnya ketika pagi tiba, kaisar memutuskan untuk menuruti kata-kata burung hantu palsu itu. Dia menaikkan pajaknya dan memaksa Desa Hijau membayar pajak mereka.

Desa Hijau pun kebingungan mengapa Kaisar yang selama ini baik hati dan selalu memahami mereka dengan teganya malah menaikkan pajak ketika mereka sedang kesulitan. Tapi mereka percaya pada Kaisar dan berusaha mengikuti peraturan baru tersebut.

Sayangnya Kaisar terus mengikuti nasihat burung hantu palsu walau dia sudah mulai merasa nasihat-nasihatnya tidak masuk akal. Lama kelamaan rakyat mulai tidak percaya dan mulai timbul pemberontakan-pemberontakan kecil. Sementara itu, Perdana Menteri mulai dipercaya oleh rakyat karena dia sering memberi pidato-pidato yang bijaksana berkat nasihat burung hantu yang asli. Kaisar betul-betul kebingungan.
Pada malam bulan sabit berikutnya, Kaisar Putih bercerita kepada burung hantu palsu tentang isu pemberontakan yang akan terjadi dalam waktu dekat.
“Wah! Rakyat tidak boleh dibiarkan merajalela. Kalau mereka menyerang istana, perintahkan saja tentaramu untuk membunuh mereka semua. Rakyat yang tidak setia tidak boleh hidup di negaramu supaya tenteran Negara ini tanpa pemberontakan,” demikian nasihat burung hantu palsu.

Malam itu Kaisar pulang ke istana dengan bingung. Keesokan paginya dia dibangunkan oleh suara keras. Ternyata rakyat negaranya sudah sampai di gerbang istana. Mereka menuntut Kaisar untuk mendengarkan suara hati mereka. Kaisar teringat pada nasihat burung hantu kemarin. Kaisar merasa nasihat burung hantu itu salah, tapi untuk mengambil keputusan yang bertentangan Kaisar tidak berani dan tidak percaya diri. Dia takut keputusannya sendiri yang salah.

Suara rakyat di depan gerbangnya semakin nyaring. Kaisan naik ke atas menara dan melihat mereka berduyun-duyun datang meminta keadilan. Betapa terkejutnya Kaisar, mereka terlihat begitu kurus. Padahal dulu ketika dia rajin menemui mereka, tubuh mereka terlihat sehat dan berseri-seri. Trenyuh hati Kaisar dan merasa keputusan burung hantu akhir-akhir ini betul-betul salah.

Akhirnya pagi itu Kaisar mengambil keputusan yang bertentangan dengan nasihat burung hantu malam sebelumnya. Dia membuka pintu gerbang istananya dan menyapa rakyatnya. Rakyatnya menyampaikan tuntutan-tuntutan mereka dengan marah tapi mereka senang Kaisar mau menemui mereka di gerbang istana dan mengundang mereka masuk.

Itu adalah kali pertamanya Kaisar menentang nasihat burung hantu dan mengambil keputusan berdasarkan hati dan pikirannya sendiri. Melihat antusiasme rakyat dan keluhan-keluhan mereka, kaisar mulai memutar otaknya sendiri untuk menemukan pemecahannya.

Pada saat itu Perdana Menteri datang untuk melihat keadaan dan tiba-tiba Kaisar teringat betapa bagusnya pidato-pidato Perdana Menteri akhir-akhir ini. Maka Kaisar mengajak Perdana Menteri berdiskusi bersama. Perdana Menteri yang senang karena akhirnya pendapatnya diperhatikan oleh Kaisar pun ikut membantu memecahkan masalah Negara dan melupakan niat jahatnya.

Malam itu Burung Hantu yang Bijaksana yang asli tersenyum di balik jeruji sangkar tempatnya dikurung oleh Perdana Menteri. Burung Hantu yang Bijaksana itu ternyata sudah bisa menebak kalau dia akan ditangkap oleh Perdana Menteri tapi dia sengaja membiarkan dirinya ditangkap supaya Kaisar bisa belajar mempercayai hati dan pikirannya sendiri daripada terlalu mempercayainya. Selama dikurung oleh Perdana Menteri, Burung Hantu yang Bijkasana juga memberikan nasihat-nasihat kepada Perdana Menteri sehingga sekarang dia tidak lagi licik. Sekali lagi Negeri Putih mendapatkan kedamaian dan ketentraman, tapi kali ini dengan Kaisar dan Perdana Menteri yang benar-benar bijaksana.

Dengan cermat burung hantu itu mematuk-matuk bagian tertentu dari pintu sangkarnya sehingga sebentar saja pintu itu terbuka lebar. Dalam hitungan detik, dia sudah bebas beterbangan di langit malam yang luas. Sekarang dia akan mencari tempat lain yang memerlukan kebijaksanaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar